Kala Hujan Menerpa

Kala Hujan Menerpa

Tempo sesingkat apapun, selama derasnya terasa jelas, ia selalu sukses membangkitkan kenangan.

Yang ternyata tak pernah disangka, selalu hadirkan pertemuan tanpa kesengajaan.

Dan aku kembali disadarkan oleh hujan. 

Bahwa kenangan tentang kita, belum pantas menjadi kisah yang usang. 

Masih ada rindu yang harus dituntaskan. 

Masih ada rasa yang harus diungkapkan. 

Dan harus ada perasaan lega karena telah ucapkan sampai jumpa dengan sopan.

Dengan begitu, semoga kamu bisa mengerti. 

Bahwa kenangan saat hujan, adalah hal yang sangat kuhindari saat ini. 

Selama, rindu ini masih diberi jarak oleh gengsi.

Karena aku telah menyadari, bahwa hujan akan selalu mengiringi kisah ini. 

Dari pertama kali, sampaai saat ini, pertemuan kita selalu saja diiringi oleh hujan. Mulai dari rintik-rintik kecil, hingga badai yang mengharuskan kita berteduh sejenak. Dan aku, tidak pernah menyalahkan hujan atas apa yang telah terjadi kala ia terhempas jatuh ke bumi.

Apabila menuliskan kisah, tentu tidak sepenuhnya salah. 

Karena dalam benakku, masih terbayang jelas masa-masa kebersamaan kita kala hujan menerpa. 

Dan bukan berarti, aku sudah siap untuk melupa. 

Aku hanya ingin menorehkan bahagia sebelum ia tergantikan oleh luka. 

Walau ku tetap memohon, selamanya hanya akan ada bahagia. 

Di antara kita. 

Kala hujan menerpa.

Bojonggede, 14 Maret 2018

Ken Utari