Sang Penggembala Domba

Wahai sang penggembala domba, akhirnya aku menemukanmu kembali setelah sekian lama.

Masih ingatkah engkau kepadaku? Ini aku, sang putri kegelapan. 
Sang putri yang haus akan kekayaan dan pencitraan. 
Sang putri yang sangat egois dan memikirkan dirinya sendiri.

Jujur. 
Aku sangat kagum kepadamu wahai penggembala domba, 
kau telah begitu sabar merawat semua domba-dombamu. 
Kau telah begitu sabar menggiring mereka setiap hari menuju kandangnya kembali. 
Kau telah begitu sabar mencari rumput untuk makanan mereka.

Engkau pun telah begitu baik kepadaku. 
Kau mengkhawatirkanku yang bermurung diri. 
Kau menasehatiku agar aku tidaklah menjadi seseorang yang haus akan kekayaan dan pencitraan. 
Kau telah mengajarkanku banyak hal, penggembala domba.

Aku pun tidak tahu harus berbuat apa untuk membalas budi baikmu itu.

Aku yang terbalut dosa, berlumuran hina, dan diiringi oleh aura kegelapan. 
Sangat merasa segan untuk bisa berteman denganmu.

Benar. Aku ingin berteman denganmu, penggembala domba.

Aku ingin belajar lebih banyak hal baik bersamamu.

Aku ingin terlepas dari kutukan ini.

Aku ingin sekali menjadi manusia seutuhnya kembali.

Tahukah kau?

Aku adalah seorang manusia. Tepat sebelum seseorang mengutuk aku menjadi putri kegelapan.

Aku telah berbuat kesalahan yang sangat fatal, dan aku pun pantas menerima kutukan ini.

Walau begitu, ku mohon bantulah aku. 
Dampingilah aku menuju ke jalan yang benar. 
Bimbinglah aku ke kehidupan penuh kebaikan dan kebahagiaan.

Aku sungguh bosan berada di dunia yang kelabu kelam ini. 
Melihat kematian dimana-mana, melihat kesadisan dimana-mana.

Sungguh! Aku bosan, wahai penggembala domba.

Tolonglah aku, berubah menjadi seseorang yang baik.

Dengan begitu, mungkin kutukan ini akan hilang.

Tolong, tolong, tolong

Wahai sang penggembala domba

Ajarkanlah aku kebaikan

Fasihkanlah aku ilmu kebahagiaan

Wahai, Sang penggembala domba.

Bantu aku. Agar aku bisa membalas budi baikmu

Selasa, 22 Agustus 2017. 07:22 p.m
- Sang Putri Kegelapan

#oldstory